Hacktiv8
Feb 20, 2024
Coding menjadi salah satu skill yang paling banyak dicari saat ini. Dengan kemampuan menulis menggunakan bahasa pemrograman tersebut kita dapat membuat website atau aplikasi dan memprogram suatu platform. Hal ini selaras dengan industri 4.0 yang menuntut perkembangan teknologi dalam berbagai sektor. Tidak heran banyak orang yang tertarik belajar coding untuk mempersiapkan diri mereka di masa depan. Termasuk para orang tua dalam membekali ilmu bagi anak-anaknya. Tidak sedikit dari mereka yang mulai memikirkan masa depan si kecil dengan menjerumuskan coding. Mengingat coding membutuhkan logika yang tentu tidak akan mudah dan tidak jarang membuat stres jika salah menulis kode. Perlukah belajar coding sejak dini?
Coding for Kids
CEO Apple, Tim Cook pernah mengatakan penting bagi anak belajar coding sejak dini untuk membekali masa depannya. Seperti Pendiri Microsoft, Bill Gates dan Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg yang sukses menjadi miliarder karena belajar coding dari usia 6 atau 7 tahun. Hal ini membuktikan bahwa manfaat belajar coding untuk anak akan memberikan investasi yang menjanjikan bagi masa depan mereka. Menurut Co-Founder Hacktiv8, sekolah pemrograman intensif pertama di Indonesia yang mentransformasi pemula menjadi programmer siap kerja, Riza Fahmi, penting bagi anak-anak untuk belajar coding jika memang tertarik. “Sebelum menggunakan device sebaiknya anak-anak di edukasi untuk belajar logika dulu yang merupakan kemampuan computational thinking,” katanya. Berpikir komputasional adalah metode menyelesaikan masalah dengan teknik ilmu komputer (informatika). Tujuan dari mengenalkan computational thinking adalah agar anak-anak dapat menyelesaikan suatu persoalan secara kreatif. Dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional akan membantu mereka dalam belajar algoritma dan pemrograman dasar.
Belajar Bahasa Pemrograman Anak
Sebelum masuk ke bahasa pemrograman, ada baiknya anak-anak diajarkan dari game terlebih dahulu seperti Minecraft yang bisa diprogram untuk melatih otak mereka. Para orang tua juga bisa memberikan edukasi dengan menggunakan lego Mindstorm seperti robot atau remote agar anak-anak mampu berpikir logis. Setelah itu baru mereka bisa mulai belajar bahasa pemrograman seperti berikut ini.
Scratch adalah bahasa pemrograman visual yang dikembangkan oleh MIT Media Lab, laboratorium milik Massachusetts Institute of Technology dan telah diterjemahkan ke lebih dari 70 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Platform ini dirancang secara menarik untuk memperkenalkan dunia pemrograman pada anak-anak sehingga mereka tertarik untuk belajar coding. Dengan Scratch mereka dapat membuat bahasa pemrograman visual dengan beragam pilihan dan memasukkannya ke dalam area workspace untuk membuat animasi sprite. Berbagai pilihan yang disediakan dapat men-trigger loops, create variables, initiate interactivity, play sounds, dan sebagainya. Selain itu juga tersedia banyak artikel panduan untuk para orang tua agar bisa membantu anak belajar tanpa harus punya basic coding.
Dirancang untuk menumbuhkan motivasi anak-anak dalam belajar coding. Tynker adalah platform pembelajaran program online yang dapat membantu anak-anak menerjemahkan ide-ide kreatif mereka ke dalam permainan. Aplikasi ini dapat melatih cara berpikir mereka hingga bisa mengembangkan alur cerita. Tynker menggunakan bahasa pemrograman visual yang mudah tanpa ada sintaks khusus dalam coding selain hanya blok kode untuk digabungkan dengan ketentuan pemrograman.
Sebagai salah satu tools pemrograman terbaik untuk anak-anak. Platform ini menawarkan pembelajaran pemrograman hanya dengan melakukan drag and drop. Waterbear adalah bahasa pemrograman visual yang tidak perlu sintaks untuk memulai coding. Anak-anak dapat membuat file baru, melihat banyak kreasi lain, dan bermain dengan berbagai fiturnya. Seperti tutorial, juga ada penjelasan di setiap elemen yang sangat mudah untuk mereka ikuti.
Dengan menanamkan pembelajaran coding sejak dini pada anak akan menumbuhkan kemampuan-kemampuan seperti berpikir logis, sistematis, kreatif, dan berani mencoba dalam diri mereka. Nantinya kemampuan tersebut akan berguna dalam proses tumbuh kembang mereka serta sebagai bekal untuk bisa menjadi programmer profesional di masa depan. Siap untuk mendukung si kecil belajar coding?