Hacktiv8
Feb 1, 2024
Ketika Developer teknologi sedang sibuk bekerja, seolah isi dunia lainnya tak semenarik kode-kode script yang dihadapinya. Sibuk, sibuk, dan terus sibuk. Mereka akan berkutat dengan kode-kode script dan beragam bahasa pemrograman untuk menciptakan suatu produk digital yang bisa diakses oleh publik, entah website, aplikasi mobile, atau yang lainnya. Tak heran jika muncul kesan tidak ada waktu untuk apapun. Namun, benarkah demikian?
Apakah Anda merasakan hal seperti ini? Waktu berlalu tanpa disadari. Seakan tak ada kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru. Tak ada waktu luang untuk menulis dokumen atau hanya sekadar berkomentar. Bahkan lebih ekstrem lagi, seolah tak ada waktu untuk berpikir dan bernapas. Jika Anda merasa demikian, bisa jadi artinya Anda termasuk orang yang kecanduan kerja. Diakui atau tidak, di balik asyiknya mengotak-atik kode hingga menghasilkan suatu produk digital yang membanggakan, ada sisi kehidupan lain dari developer yang dipertaruhkan. Mereka cenderung mengesampingkan kesehatan, persahabatan, bahkan keluarga. Itulah pentingnya manajemen waktu bagi developer, agar mereka bisa membagi waktu untuk pekerjaan dan kehidupan lainnya. Berikut 5 (lima) alasan pentingnya manajemen waktu bagi developer teknologi.
Agar tetap relevan, tak harus selalu mempelajari hal-hal baru
Seorang developer teknologi dituntut untuk selalu meng-update pengetahuannya, karena teknologi itu sendiri berkembang begitu pesatnya. Hal tersebut memang benar, namun tidak mutlak. Artinya, developer memang harus senantiasa belajar, tetapi tak semua hal-hal baru harus dipelajari. Untuk tetap relevan, Anda hanya perlu fokus belajar. Dengan begitu, tak hanya pengetahuan yang bertambah, tetapi Anda juga akan semakin terampil. Bahkan, Anda bisa membuat perubahan yang dapat membedakan ‘terobosan’ Anda dari developer lain.
Perkembangan teknologi memang tidak bisa dihindari. Namun, bukan berarti pula Anda harus selalu ‘menelan’ dan mengadopsi setiap teknologi baru yang muncul. Setiap teknologi, fitur, dan kerangka kerja baru tak selalu relevan dengan bidang kerja Anda. Oleh sebab itu, sebagai developer, Anda hanya perlu mengikuti perkembangannya saja. Jika teknologi tersebut dirasa sesuai dengan bidang kerja dan mampu menunjang kinerja, Anda patut mempelajarinya lebih lanjut. Jadi, tak perlu ‘ngoyo’ apalagi ‘latah’ terhadap setiap teknologi baru, ikuti saja arus perkembangannya. Berikut 3 (tiga) aspek yang perlu diprioritaskan dalam fokus belajar Anda.
Fundamental. Setiap ilmu pengetahuan akan lebih mudah dipelajari apabila dasar-dasarnya telah dikuasai atau setidaknya dipahami. Demikian pula dengan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang kerja developer teknologi. Untuk mempelajari hal-hal baru, Anda harus mengetahui dasar-dasarnya terlebih dulu, sehingga akan lebih mudah. Penguasaan suatu ilmu dan keterampilan akan menjadikan Anda sebagai seorang ahli di bidang ilmu tersebut. Jika sudah terampil dan ahli, tentu akan lebih paham dan mudah untuk melakukan terobosan-terobosan baru. Contoh, jika Anda telah mengetahui seluk-beluk tentang JavaScript, maka Anda akan lebih mudah untuk memahami setiap framework JavaScript baru.
Versi terbaru atau paket fitur yang sering digunakan. Sebagai developer, Anda tentu menggunakan software atau paket tool teknologi yang menunjang pekerjaan. Nah, agar menjadi developer yang up to date, Anda harus siap untuk berinvestasi ilmu, khususnya tentang software atau paket tool teknologi yang sering Anda gunakan jika versi barunya telah dirilis ke publik. Teknologi yang didukung pemimpin pasar. Dunia teknologi tak lepas dari gangguan. Ketika muncul teknologi baru yang dirilis oleh perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Google, Facebook, atau Microsoft, sering kali akan diikuti dengan paket tool yang baru pula. Tak sedikit kerangka script atau kode yang kemudian bermunculan dan saling bersaing untuk menunjang kinerja teknologi baru tersebut. Nah, di sini Anda pun harus cermat dalam memilih paket-paket tool yang akan dipelajari lebih lanjut, pastikan bahwa itu sesuai dengan bidang pekerjaan Anda.
Manajemen waktu harus menjadi bagian dari pekerjaan Anda. Artinya, luangkan waktu untuk belajar setiap hari. Tak perlu terlalu lama, minimal 25 menit sehari untuk membaca dan bereksperimen setiap hari sudah cukup untuk menambah ilmu serta meningkatkan keterampilan dengan cepat.
Menulis kode yang baik dan meminimalisir kesalahan
Bagi para Developer, waktu sangatlah berharga. Tak heran jika mereka ‘gila kerja’ untuk bisa menghasilkan suatu karya teknologi. Sebenarnya, developer bisa bekerja sekaligus belajar hal-hal baru. Bisa jadi Anda merasa bahwa waktu yang digunakan untuk mempelajari fitur baru seolah berakhir ketika Anda berkutat dengan kode dan kembali bekerja. Jangan salah, mungkin Anda kurang menyadari bahwa waktu yang Anda habiskan untuk belajar dan bereksperimen dengan fitur, melakukan debugging dan refactoring, serta mengotak-atik dan menulis beragam kode sebenarnya merupakan suatu cara untuk berinvestasi. Dengan wawasan yang lebih luas dan pemahaman yang lebih mendalam tentang teknologi akan mampu meminimalisir kesalahan. Bahkan, tak menutup kemungkinan Anda bisa lebih kreatif dalam menciptakan produk-produk digital yang lebih baik.
Bicara tentang meminimalisir kesalahan dalam menulis kode, setidaknya ada 2 (dua) cara yang bisa Anda lakukan, yaitu: Terapkan konsep Test-Driven Development (TDD). Test-Driven Development merupakan konsep pengembangan aplikasi dengan sistem pengujian, di mana script untuk menguji aplikasi dibuat lebih dulu baru kemudian kode untuk program utamanya. Dengan menerapkan konsep TDD ini, Anda hanya perlu mengeksekusi script yang telah diuji sebelumnya. Tak hanya mampu meminimalisir tingkat error, Anda juga bisa menciptakan desain yang lebih baik.
Gunakan pendekatan desain iteratif. Suatu proses yang dilakukan secara berulang tentu akan lebih mudah dipahami dan mampu menekan tingkat kesalahan. Demikian pula halnya dalam proses coding. Jangan pernah berpikir untuk membuat dan menyusun kode secara sempurna tanpa mengujinya terlebih dulu. Susunan kode yang tampak sempurna belum tentu sempurna pula dalam fungsinya. Bayangkan jika Anda telah menghabiskan banyak waktu untuk menyusun kode, ternyata tidak bisa berfungsi sesuai harapan. Sayang waktu terbuang percuma. Secara umum, ada dua kesalahan yang sering dilakukan oleh para developer, yakni terlalu lama dalam berpikir dan terlalu singkat untuk mengeksekusi hasil pemikirannya. Nah, untuk menjadi developer yang lebih baik lagi, Anda harus mengikuti tiga kata sakti ini dalam membuat kode, yaitu membuatnya bekerja (make it work), memperbaikinya (make it right), dan memperoleh hasil dengan cepat (make it fast).
Pentingnya mengelola harapan
Siapa sih yang tidak senang ketika mendapatkan banyak proyek? Sudah dapat dipastikan semua developer senang jika ‘laris manis’, termasuk Anda tentunya. Semakin banyak proyek yang dikerjakan, konsekuensinya semakin sibuk yang artinya semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk bekerja. Di sinilah manajemen waktu dibutuhkan agar semua proyek bisa tertangani dengan baik dan dapat diselesaikan tepat sesuai deadline-nya.
Sayangnya, tak semua Developer mampu mengelola waktunya dengan baik. Lagi-lagi dua kesalahan masih sering dilakukan, terlalu lama berpikir dan terlalu singkat waktu untuk beraksi. Risikonya, mereka cenderung ‘kejar setoran’ menjelang deadline. Untuk menunjang stamina tak jarang mengonsumsi obat tertentu sebagai ‘doping’ dan kopi sebagai teman kerja. Rela kerja lembur bahkan sampai ekstrem hingga 24 jam setiap hari tanpa tidur agar deadline proyek terpenuhi. Meski tak selalu gagal, namun ritme kerja seperti ini tidaklah sehat. Alih-alih deadline terpenuhi, justru gangguan kesehatan mendera.
Untuk menjadi developer dengan kinerja andal, manajemen waktu mutlak dibutuhkan. Selain itu, kemampuan ‘menolak’ keinginan pimpinan atau klien yang sekiranya mustahil untuk diwujudkan juga dapat menolong Anda agar tetap fokus. Jadilah developer yang profesional, jangan bekerja dengan sistem ‘Asal Bapak Senang’. Anda tidak akan menjadi andal apalagi dianggap pahlawan dengan menerapkan sistem kerja tersebut. Mungkin akan mudah pada awalnya, namun pada akhirnya Anda akan menjadi tidak stabil, inkonsisten, dan tidak dapat dipercaya juga diandalkan. Jika sudah demikian, tentu saja reputasi Anda yang akan menjadi taruhannya.
Sebagai developer andal, Anda harus mampu mengelola harapan dari orang-orang yang berhubungan dengan pekerjaan Anda tentunya, entah pimpinan atau klien. Katakan bahwa Anda punya timeline tersendiri dalam bekerja, sehingga tidak terlalu pusing memenuhi tuntutan-tuntutan yang berpotensi merusak kinerja secara keseluruhan. Ketika Anda bekerja dengan ritme yang teratur, hasil yang diperoleh pun akan berkualitas. Dampaknya, pimpinan atau klien akan puas dengan hasil kerja Anda. Nah, reputasi sebagai developer yang dapat dipercaya dan diandalkan akan tersemat dalam diri Anda dengan sendirinya.
Pahami bahwa meluangkan waktu untuk belajar kode tidak selalu merupakan investasi
Investasi ilmu di bidang teknologi bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah meluangkan waktu untuk mempelajari kode secara lebih mendalam. Dengan menyediakan waktu khusus untuk belajar kode, harapannya memperoleh sesuatu hal baru yang dapat diaplikasikan dalam dunia kerja developer. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua aksi meluangkan waktu untuk meningkatkan coding skill termasuk investasi. Loh, kok bisa?
Ingat tiga kata sakti, make it work, right, dan fast? Meski baik untuk diterapkan, namun ketiga kata sakti tersebut bisa jadi justru menjebak jika Anda salah dalam mengartikannya. Kebanyakan developer berpikir bahwa ‘make it right’ berarti bahwa kode yang dibuat harus sempurna. Sementara ‘make it fast’ sama artinya dengan bekerja secepat mungkin. Salah kaprah jika Anda juga berpikir demikian. Sebagai developer, Anda harus jeli dalam menyusun kode agar bisa bekerja atau berfungsi secara konsisten dan mudah untuk direfaktor. Itulah makna dari ‘make it right’ yang dapat menunjang kinerja developer. Lantas, bagaimana dengan ‘make it fast’? Bukan bekerja secepat kilat, tetapi developer harus mampu mengeksekusi kode sehingga bisa mereduksi error dan dampak negatif bagi pengguna. Intinya aplikasi bisa diakses dan beroperasi secara cepat, sehingga mudah digunakan.
Jika dianalogikan, Developer tak ubahnya seorang dokter. Jika salah mendiagnosa penyakit, maka akan salah dalam menentukan obat sebagai penyembuhnya. Demikian pula developer, apabila salah dalam mengelola waktu, maka akan salah dalam menentukan langkah berinvestasi. Tak perlu mempelajari versi baru ataupun paket fitur juga tool baru yang tidak menunjang bidang kerja Anda, karena tidak akan berguna bagi peningkatan karir Anda, dan waktu yang dilokasikan untuk hal tersebut jelas terbuang secara percuma.
Tentukan waktu istirahat untuk menjadi lebih produktif
Sadari bahwa tubuh Anda bukanlah mesin. Bahkan mesin pun jika dipaksa terus beroperasi akan cepat aus dan rusak, apalagi tubuh Anda. Memang benar bahwa untuk menjadi produktif, developer haruslah menghabiskan waktunya untuk bekerja. Oleh sebab itu, tak sedikit developer yang bekerja tanpa mengenal waktu, memforsir tenaga dan pikirannya dengan harapan bisa lebih produktif. Padahal tanpa mereka sadari, langkah tersebut justru sama sekali tidak mencapai produktivitas yang diharapkan.
Tubuh yang terforsir untuk bekerja secara terus-menerus akan berpengaruh pada menurunnya kemampuan kognitif. Jika hal ini dibiarkan, tak menutup kemungkinan akan timbul tekanan pada fisik dan psikologis. Akibatnya muncullah stres, kelelahan, dan suasana hati yang kurang baik alias bad mood. Deretan penyakit psikologis ini tak jarang menimbulkan penyakit fisik, sebut saja sakit kepala, mual, migrain, vertigo, dan lainnya. Kondisi ini tentu saja jauh dari produktif. Parahnya, gangguan ini bisa mempengaruhi kemampuan Anda dalam mengatasi masalah dan mengambil keputusan.
Harus disadari bahwa tubuh dan pikiran Anda butuh istirahat. Dengan beristirahat, tubuh dan pikiran akan mengalami proses relaksasi dan penyegaran kembali. Oleh sebab itu, tentukan waktu khusus untuk beristirahat dalam skedul kerja Anda. Jika waktu istirahat terjadwal dengan baik, hal itu tentu tak akan mengganggu skedul kerja Anda secara keseluruhan. Artinya, proyek-proyek kerja yang menumpuk akan tetap bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.