Hacktiv8
Feb 7, 2024
Menjadi seorang web developer merupakan dambaan banyak orang. Lapangan pekerjaan yang luas serta tawaran gaji yang menarik membuat banyak orang ingin menjadi web developer.
Frontend vs Backend vs Fullstack
Pada umumnya web developer dapat dibagi menjadi tiga yaitu frontend web developer, backend web developer dan fullstack web developer.
Frontend web developer adalah mereka yang mendesain dan membangun antarmuka web. Apa yang kita lihat disebuah halaman web merupakan buah kerja dari seorang frontend web developer.
Backend web developer merupakan kebalikan dari frontend web developer, mereka adalah orang-orang yang membuat teks yang kita masukkan di layar chat dapat terkirim ke akun tujuan, menyimpan data akun biodata, dll.
Bagaimana dengan fullstack web developer? Fullstack web developer merupakan mereka yang memiliki keahlian untuk mengerjakan apa yang frontend dan backend web developer dapat lakukan. Menjadi seorang fullstack web developer tidaklah mudah karena kita harus menguasai frontend dan backend secara bersamaan.
Frontend Web Developer
Semua dimulai dengan menjadi frontend web developer. Untuk dapat menjadi frontend web developer, pertama kita harus menguasai Hypertext Markup Language (HTML), kemudian Cascading Style Sheets (CSS), dan JavaScript.
Backend Web Developer
Seindah apapun sebuah halaman web, apabila tidak berfungsi maka akan percuma. Backend berkewajiban untuk melakukan perhitungan, memproses form pendaftaran, menyimpan data pengguna, dan lain sebagainya. Kode penyusun backend berjalan diserver, komputer khusus yang didesain untuk melayani permintaan pengguna.
Ada banyak teknologi backend yang dapat kita gunakan seperti PHP, Python, Node.js dan beberapa bahasa lainnya.
Stackoverflow developer survey 2016 juga menunjukkan bahwa Javascript merupakan bahasa yang paling banyak digunakan baik itu oleh frontend web developer, backend web developer, maupun fullstack web developer.
Bagaimana saya bisa belajar?
Setelah mengetahui apa saja yang harus dikuasai oleh web developer, pembaca tentu ingin tahu bagaimana caranya belajar untuk menjadi web developer. Ada dua cara untuk belajar web development, pertama dengan belajar sendiri (otodidak) dengan menggunakan buku, tutorial online, atau video tutorial yang tersedia lewat Youtube. Situs-situs seperti Codecademy, Freecodecamp, dan tentunya CodePolitan memiliki tutorial yang berlimpah untuk membantu kita belajar web development. Namun, ada sebagian orang yang tidak dapat belajar sendiri, Ia harus dipandu dengan kurikulum yang jelas dan mentor yang berpengalaman untuk membantu mengatasi masalah yang ditemui saat belajar. Apabila pembaca merupakan salah satu orang yang tidak dapat belajar sendiri dan membutuhkan mentor, maka pembaca harus mengikuti program coding bootcamp.
Coding bootcamp merupakan kelas belajar pemrograman intensif yang biasanya diselenggarakan dalam beberapa minggu. Program ini menawarkan kurikulum yang tersusun rapi, mentor-mentor berkualitas, dan sarana yang lengkap. Beberapa penyelenggara coding bootcamp bahkan memiliki jaringan kerjasama yang siap untuk menyalurkan kita setelah lulus dari coding bootcamp. Berbeda dengan belajar otodidak, coding bootcamp membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun pembaca tak perlu menjadikan alasan biaya sebagai penghalang belajar menjadi web developer lewat cooding bootcamp karena salah satu penyelenggara coding bootcamp, HACKTIV8, bersedia membantu kita untuk belajar web development dengan program pinjaman. Bahkan Hacktiv8 memberikan diskon 10% untuk wanita dan mahasiswa atau lulusan baru (maksimal 2 tahun).
Jadi, makin mantap untuk jadi web developer?
Sumber: Codepolitan