Home
News

8 Barriers to Overcome When Learning to Code

Di HACKTIV8, kita sudah banyak melihat banyak programmer pemula yang terjun ke dunia coding dan tak lama langsung menyerah karena mereka mendapatkan sebuah tembok penghalang di proses belajar coding mereka.

Kebanyakan dari murid seperti ini mengalami kesusahan dari halangan yang sama, tapi jika mereka dapat belajar cara untuk mengatasi halangan tersebut, mereka akan langsung mendapatkan manfaatnya:

  • Mereka mulai makin menikmati proses pembelajaran.
  • Mereka akan berkembang lebih cepat dari sebelumnya.
  • Mereka akan menjadi lebih gigih dan tidak mudah menyerah.
  • Mereka menjadi lebih mandiri dalam proses coding.

Jadi apakah halangan yang kita bicarakan disini dan bagaimana kamu bisa mengatasinya?

1. Kamu belajar programming untuk alasan yang tidak tepat

Motivasimu dalam sebuah proses pembelajaran sangatlah penting. Jangan belajar programming tanpa alasan yang jelas atau hanya karena bisa programming terdengar keren atau gaji yang menggiurkan. Jadikan keinginan untuk bisa menyelesaikan masalah dan tantangan sebagai motivasimu.

Jika kamu suka programming hanya karena segera mendapatkan pekerjaan, kamu akan lebih berkemungkinan untuk menyerah di tengah jalan. Hal ini biasanya terjadi jika proses belajar mulai menjadi lebih sulit dan membutuhkan usaha yang besar. Dari situ kamu akan mulai berpikir dan memberi sugesti kepada dirimu sendiri kalau kamu tidak cocok menjadi programmer dan mulai membenci programming.

Maka dari itu, mencari sebuah alasan atau target yang bisa kamu jadikan sebagai fondasi kuat untuk mendukung proses belajarmu. Jika kamu memiliki suatu tujuan yang kuat di dalam kepalamu, maka cara berpikirmu akan ikut berubah.

Dari yang sebelumnya kamu berpikir seperti “Ah programming itu susah, rasanya pengen berhenti aja” menjadi “Ah programming itu susah tapi aku harus bisa menyelesaikan masalah ini, makanya aku harus terus mencoba hingga bisa menyelesaikan masalah ini.”

2. Kamu tidak tahu harus mulai dari mana

Banyak pemula yang masih bertanya : “Belajar programming enaknya mulai dari bahasa yang mana ya?”

Nah, untuk menjawab pertanyaan ini kamu bisa melihat post HACKTIV8 minggu lalu tentang memilih bahasa programming pertama.

Jika kamu masih bingung mau memulai darimana, kamu bisa mencoba meminta saran kepada orang yang sudah fasih menjadi programmer. Jika kamu sudah tahu apa yang ingin kamu buat atau dapatkan dari belajar programming, maka akan lebih mudah bagi programmer untuk memberimu saran tentang bahasa mana yang harus kamu pelajari pertama.

3. Kamu tidak bisa menerapkan teori yang sudah kamu pelajari dan mulai menyalahkan dirimu sendiri

Ketika kamu sudah memimilih bidang programmingmu, akan menjadi mudah untuk mulai mempelajari teori - teori yang ada. HACKTIV8 menyediakan dua tipe kursus yang memungkinkan bagi siapapun yang bahkan tidak memiliki background IT sama sekali untuk mengerti teori mendalam seputar Fullstack Javascript.

Kebanyakan dari murid HACKTIV8 sudah mengerti teori dan dapat menjelaskan bagaimana mereka bekerja. Teori hanyalah beberapa kumpulan konsep dan siapapun bisa menghafalnya dalam beberapa hari. Jadi dimana masalahnya?

Aplikasi dari suatu teori adalah tempat dimana banyak kesalahan dan masalah terjadi. Banyak murid yang menjadi terjebak dalam menyelesaikan masalah yang menggunakan teori yang mereka sudah kuasai. Rasanya seperti membaca teori tentang bagaimana melakukan renang dengan gaya kupu - kupu yang sempurna namun pada saat kamu masuk ke kolam renang, kamu menggeliat di dalam air secara asal.

Ini bukan berarti kesalahan ada pada diri kamu, ini bukan masalah kalau kamu sebenarnya tidak cukup pintar untuk programming. Pengaplikasian teori yang ideal hanya bisa dicapai jika kamu sudah berlatih terus-menerus hingga kamu bisa menguasai teori dan juga cara pengaplikasiannya.

4. Kamu mengerjakan tugasmu tanpa menghiraukan resiko yang ada

Best case scenario dari coding adalah jika code yang kamu buat tidak memiliki error. Dari keberhasilan awal itu, orang terkadang langsung lanjut menyelesaikan tugas berikutnya. Jika kamu terus begitu, kamu menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar.

Tantanglah dirimu dengan pertanyaan-pertanyaan seperti:

  • Apakah ada kasus dimana code yang kubuat bisa gagal?
  • Apakah code yang kubuat sudah cukup rapih?
  • Apakah code yang kubuat mudah dimengerti oleh developer lain?
  • Apakahah cara yang kupakai adalah cara yang terbaik?
  • Apakah ada alternatif lainnya yang bisa kupakai?
  • Bagaimanakah module ini berinteraksi dengan module lainnya?

Bertanya kepada diri sendiri dengan pertanyaan “Apakah” atau “Bagaimana” bisa membantu kamu memperluas pola pikirmu.

5. Kamu tidak tau bagaimana harus menyelesaikan suatu tugas

Jika kamu tidak tau darimana harus mulai mengerjakan suatu task, kamu mungkin akan terpancing untuk asal memulai pekerjaan atau mengcopy code dari internet, tapi hal seperti ini tidak begitu membangun kemampuanmu. Jika kamu mendapatkan tugas yang sama lagi nanti, maka kamu kemungkinan akan tidak bisa juga menjalankannya dengan baik.

Jika kamu ingin mengerjakan suatu hal dengan baik, kamu harus terlebih dahulu mecari tau dimanakah kamu bingung. Mungkin karena skala tugas yang begitu besar kamu menjadi bingung harus mulai darimana. Jangan langsung takut, tapi coba untuk memecah tugasnya menjadi beberapa bagian kecil yang kamu bisa selesaikan satu per satu. Mungkin tugas yang ada tidak bisa kamu mengerti. Coba kamu cermati lagi secara teliti dengan teori yang ada dan coba temukan konsep yang dapat kamu pakai untuk menjalankan tugasmu.

6. Kamu tidak tau bagaimana cara menyelesaikan suatu tugas atau solusimu tidak berjalan

Ini merupakan sebuah masalah yang paling umum dalam programming. Bahkan programmer yang memiliki pengalaman bertahun-tahun juga tetap mengalami masalah ini. Alasan yang paling umum dari masalah ini adalah bug.

Disinilah dimana banyak pemula mulai kehilangan motivasi dan menyerah. Jika kamu tidak tau bagaimana cara menyelesaikan sesuatu, kadang hal tersebut terlihat sangatlah rumit. Siapkan lah untuk menyediakan waktumu untuk belajar cara debugging di lima tahun pertamamu belajar coding. Hal seperti ini sangatlah normal.

Belajar juga untuk menyukai proses debugging. Bayangkan debugging sebagai sebuah kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahanmu. Salah satu cara yang bisa dipakai untuk membantu proses belajar debugging adalah mencatat semua bug yang pernah kamu temui sehingga bisa menjadi referensi jika ada bug yang sama nantinya.

7. Kamu tidak tau bagaimana caranya mencari bantuan

Selagi belajar coding, kamu pasti akan mencari jawaban dari banyak sumber: buku, video tutorial, atau komunitas. Semua yang mudah dan gratis akan kamu coba cari untuk mendapatkan jawaban.

Masalah paling umum dari belajar dari terlalu banyak sumber adalah kamu hanya menyerap informasi dan tidak melakukan pengaplikasian konsep-konsep kedalam suatu tugas yang konkrit.

Ini adalah kekurangan dari proses belajar otodidak. Kamu tidak tau bagaimana proses orang lain menyelesaikan masalah yang mereka temukan hanya lewat google. Kamu hanya bisa mencari solusinya dan berharap kamu bisa mengerti caranya sendiri tanpa mempelajari juga proses dari penyelesaian masalahnya.

Di HACKTIV8, kita memiliki instruktur berpengalaman yang siap untuk membagi pengalaman mereka tentang coding dan segala proses yang terlibat di dalamnya. Mengeluarkan investasi untuk mendapatkan mentor atau kursus bisa membantu menghilangkan ketidak tahuanmu.

8. Kamu tidak bisa mengaplikasikan teori yang kamu pelajari

Ini lagi? Iya, kami hanya ingin menekankan bahwa artikel ini hanyalah sebuah potongan teori atau konsep. Artikel ini tidak akan membantu jika kamu hanya membacanya tanpa menerapkannya ke dunia praktik, tidak hanya sekali tapi berkali-kali, dimana proses pembelajaran berjalan dengan lebih efektif.

Find out more about our Coding Bootcamp!

Source: The Next Web