Skill Coding, Apa Masih Relevan di Tahun 2025?

Skill Coding, Apa Masih Relevan di Tahun 2025?

Istilah coding sempat menjadi salah satu kata paling seksi dalam dunia teknologi, khususnya teknologi informasi. Namun, pamornya mulai terasa datar saat platform no-code dan low-code membombardir. Kecerdasan buatan (AI) yang kian cerdas juga mulai terlihat sebagai ancaman yang semakin meminggirkan para programmer dan para ahli lain yang menggantungkan karirnya dari skill coding.

Perkembangan teknologi yang terasa “terlalu cepat” seperti ini melahirkan kekhawatiran dan satu pertanyaan besar. Apakah skill coding masih relevan di tahun 2025? Namun sebelum membahasnya lebih jauh, apa arti coding sebenarnya?

Apa itu Coding

Secara sederhana, coding adalah cara untuk memberi tahu komputer tentang apa yang harus dilakukan dengan menuliskan instruksi dalam bentuk kode. Ibarat bahasa manusia yang digunakan untuk berkomunikasi antara satu sama lain, coding adalah bahasa yang digunakan untuk “berbicara” dengan komputer. Dengan menulis kode inilah, seorang programmer bisa membuat program, aplikasi atau software.

Ada beberapa jenis bahasa pemrograman yang biasa digunakan dalam membuat program atau aplikasi. Beberapa diantaranya ada Phyton, Java, Javascript, PHP, dan C#. Setiap bahasa punya aturan penulisan kode yang disebut sintaks. Aturan ini harus diikuti, dan hanya dengan begitu, program dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

Apakah Skill Coding Masih Relevan di Tahun 2025?

Jika ditanya apakah skill coding masih relevan di era sekarang, jawabannya jelas “ya.” Berdasarkan tren industri, permintaan tenaga kerja di bidang teknologi, khususnya developer dan engineer masih terbilang tinggi. Ini bisa dilihat dari banyaknya lowongan pekerjaan untuk menempati posisi-posisi tersebut.

Tingginya kebutuhan akan tenaga kerja di bidang teknologi ini masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Bahkan meski teknologi no-code/low-code dan kecerdasan buatan (AI) membuat proses coding menjadi lebih sederhana, tools seperti ini masih memiliki banyak keterbatasan.

Sebagai contoh, AI kini memang bisa membantu menulis kode sederhana atau melakukan debugging. Namun untuk tugas yang lebih kompleks, dibutuhkan kreativitas dan pemahaman mendalam dari seorang programmer.

Saat ini, coding sudah bukan lagi perkara keahlian teknis. Lebih dari itu, coding juga membentuk cara berpikir yang lebih terstruktur, hingga turut mengembangkan kemampuan problem solving ke level yang lebih tinggi. Kemampuan ini tentunya akan selalu dibutuhkan, bahkan meski banyak pekerjaan yang mulai tergantikan oleh kecerdasan buatan.

Profesi yang Bisa Digeluti dengan Skill Coding

Profesi dengan Skill Coding

Sudah menjadi rahasia umum, profesi di bidang teknologi seringkali menjanjikan gaji tinggi, apalagi jika profesi yang kamu geluti dekat dengan pembuatan software atau aplikasi. Jadi, bayangkan apa yang bisa kamu dapatkan jika berhasil menguasai skill coding. Berbekal skill tersebut, ada beberapa profesi bisa kamu geluti, seperti:

1. Full Stack Developer

Bisa dikatakan, full stack developer adalah orang yang mengerjakan hampir semuanya, mulai dari hulu sampai ke hilir. Dalam pembuatan software atau aplikasi, seorang full stack developer biasanya akan mengerjakan bagian tampilan aplikasi (front end), dan sistem di belakang layar yang mengatur logika dan database (back end).

Sebagai seorang full stack developer, kamu harus menguasai berbagai bahasa pemrograman untuk front end, seperti HTML, CSS, dan Javascript, hingga bahasa pemrograman back end, seperti Python atau PHP. Jika melihat kompetensi yang harus dimiliki, tidak mengherankan jika orang-orang dengan kualifikasi full stack developer mampu membangun sebuah aplikasi seorang diri.

2. Back End Developer

Kalau full stack developer mengerjakan semua bagian sendiri, back end developer ini lebih fokus pada bagian dalam aplikasi atau website. Back end developer bertanggung jawab dalam memastikan semua fungsi berjalan dengan baik. Entah itu proses login, penyimpanan data, atau sistem keamanan, semua itu menjadi tanggung jawab seorang back end developer.

Pekerjaan seorang back end developer umumnya banyak berkutat pada server, database, dan API (Application Programming Interface). Meski begitu, mereka juga punya tanggung jawab mengevaluasi desain dan tampilan aplikasi atau website. Tentu saja, semua itu dilakukan karena tampilan aplikasi juga turut mempengaruhi performa server.

Kalau kamu ingin menjadi back end developer, ada beberapa bahasa pemrograman yang harus dikuasai, seperti Python, Java, PHP, dan SQL. Tentu saja, akan sangat membantu jika kamu juga paham dengan konsep API Development dan Cloud Computing.

3. Front End Developer

Untuk kamu yang suka desain dan tertarik membuat tampilan aplikasi atau website yang menarik, profesi front end developer mungkin cocok untuk kamu. Berbeda dengan back end developer yang mengurusi bagian “di balik layar,” front end developer bertanggung jawab memastikan tampilan aplikasi atau website enak dipandang dan mudah digunakan.

Dalam membuat tampilan aplikasi atau website, front end developer biasanya menggunakan teknologi seperti HTML, CSS, dan Javascript. Jadi kalau kamu ingin menekuni profesi ini, minimal kamu harus menguasai bahasa pemrograman tersebut. Selain itu, kamu juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang UI/UX design. Kemampuan menggunakan library seperti React JS juga akan sangat membantu dalam karirmu sebagai front end developer.

4. Software Engineer

Bisa dikatakan software engineer adalah arsitek dalam dunia teknologi. Pekerjaan seorang software engineer tidak hanya terbatas pada menulis kode. Mereka juga merancang, mengembangkan software, dan memastikan program yang dibuat berjalan dengan baik.

Untuk menjadi seorang software engineer, kamu harus paham pemrograman dan arsitektur software. Selain itu, skill problem solving juga sangat penting untuk menunjang karirmu.

Bagaimana Cara Memulai Belajar Coding?

Cara Belajar Coding

Sekarang, kamu mungkin mulai tergoda untuk belajar coding. Masalahnya, harus mulai dari mana? Kalau kamu tidak tahu bagaimana cara memulainya, belajar coding memang bisa membuat kepala pusing. Jadi sebagai permulaan, kamu bisa mulai dari sini:

1. Tentukan Tujuan

Sebelum mulai belajar coding, coba tanyakan ke diri sendiri dulu. Kenapa kamu ingin belajar coding? Apakah untuk membuat website, aplikasi, atau sekedar ingin lebih memahami teknologinya? Dengan menentukan tujuan, nantinya kamu akan lebih mudah dalam memilih bahasa pemrograman yang perlu dipelajari terlebih dahulu.

2. Pilih Bahasa Pemrograman yang Cocok

Kalau tujuan kamu ingin membuat website, mulailah dengan HTML dan CSS. Mulai satu-satu, misalnya dari HTML dulu. Setelah itu, baru beralih ke bahasa lain yang lebih kompleks, seperti Javascript dan PHP.

3. Gunakan Sumber Belajar Gratis

Sekarang ada banyak sumber belajar pemrograman gratis. Misalnya seperti W3Schools, Khan Academy, atau Codecademy. Selain dari situs-situs tersebut, kamu juga bisa belajar coding dari YouTube.

4. Mulai Proyek Kecil

Belajar coding itu harus praktik. Jadi, teori saja jelas tidak cukup. Kamu harus sering praktik dengan mengerjakan proyek kecil, seperti membuat program kalkulator, atau web sederhana.

5. Bergabung dengan Komunitas Coding

Coding itu memusingkan, itu sudah pasti. Tapi kalau kamu bergabung dengan komunitas, belajar akan jadi terasa lebih menyenangkan.

Bergabungkan dengan komunitas coding, seperti GitHub atau Stack Overflow. Jika kamu memiliki masalah seputar coding dan tidak bisa menemukan solusinya di internet atau di forum, kamu bahkan bisa menanyakannya langsung ke komunitas.

Belajar Coding Lebih Cepat dengan Ikut Bootcamp

Jika kamu ingin belajar coding dengan lebih terarah dan intensif, bootcamp Full Stack JavaScript di Hacktiv8 bisa jadi pilihan tepat. Hacktiv8 merupakan coding bootcamp pertama di Asia yang terdaftar dalam Council on Integrity in Results Reporting (CIRR). Di sini, kamu akan dibimbing langsung oleh mentor berpengalaman, dan meskipun kamu mulai dari nol, materinya tetap bisa diikuti karena ada Bootcamp Fase 0, di mana setiap siswa akan belajar dasar-dasar JavaScript dan pengembangan web. Kurikulum Hacktiv8 dirancang agar selaras dengan kebutuhan industri, memastikan setiap materi yang dipelajari relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini.

Bootcamp Full Stack Javascript Hacktiv8 terdiri dari beberapa fase pembelajaran yang semakin mendalam. Di Fase 1, kamu akan belajar JavaScript untuk membuat situs web sederhana yang terintegrasi dengan database menggunakan Express.js, PostgreSQL, dan Sequelize. Fase 2 akan membawamu lebih jauh dengan membangun arsitektur client-server yang fleksibel, menggunakan Express.js di sisi server dan React.js untuk menciptakan UI yang menarik. Di akhir fase ini, kamu akan memiliki portofolio berupa website yang dibuat sendiri maupun dalam group project. Dan di Fase 3, kamu akan mendalami microservices, mengembangkan aplikasi mobile dengan React Native dan Reactjs, serta mengoptimalkan proyek dengan Next.js. Selain itu, kamu juga akan diperkenalkan dengan dasar-dasar TypeScript dan menyelesaikan final project yang akan dipresentasikan pada Graduation Day.

Dengan metode pembelajaran yang intensif, Hacktiv8 tidak hanya membantumu memahami coding lebih cepat tetapi juga mempersiapkanmu menjadi developer yang siap bersaing di dunia kerja. Ingin tahu lebih lanjut tentang program Full Stack JavaScript di Hacktiv8? Yuk, cari tahu sekarang!