Home
News

Why We Need More Women In Tech

Di November 2015, Pinterest merilis sebuah fitur di aplikasinya: sebuah icon kaca pembesar yang bisa memunculkan sebuah pencarian virtual yang berfokus pada elemen dari suatu foto seperti, mencari gau, karpet, atau gambaran alam dari seluruh Pinterest yang mirip dengan foto pertama tanpa memerlukan user untuk memasukan satu pun huruf ke dalam search bar.

Hal ini memerlukan empat engineer pria menghabiskan waktu sembilan bulan yang lalu dibawakan versi betanya kepada Tracy Chou, seorang Software Engineer perempuan, yang mencoba menggunakannya untuk mencari gaun pernikahan. Algoritma yang ada memunculkan hasil berupa gaun-gaun yang berbagai macam mulai dari gaun pesta, gaun santai, dan banyak model lainnya yang secara visual mirip namun sebenarnya berada di kategori yang berbeda. Tim engineer empat pria tersebut tidak mengetahui perbedaan diantara gaun-gaun tersebut jadi mereka sudah merasa bahwa fitur yang ada sudah cukup baik. Chou langsung meminta para engineer itu untuk memodifikasi fitur tersebut dengan memasukan pengetahuan fashion Chou, dan akhirnya Pinterest memiliki search tool dengan image recognition yang lebih baik.

Statistik telah menunjukan bahwa sukses dari perempuan di industri Software Development tidak berhenti di Tracy Chou dan Pinterest. Sebuah pengulasan di tahun 2014 yang dilakukan oleh National Center for Women & Information Technology menunjukan bahwa tim yang memiliki perempuan memiliki jangka kreativitas, experimentasi, dan produktif dibanding team yang berisi seluruhnya laki-laki. Riset lainnya di 2009 yang berfokus kepada department R&D (Research & Development) menemukan bahwa tim yang memiliki keberagaman gender lebih taat kepada deadline dan bisa berjalan sesuai budget yang ditentukan.

Tapi, hal ini tidak bermaksud bahwa kelompok yang hanya berisi pria tidak bisa menciptakan perusahaan, apps dan gadget yang hebat ( Google dan Facebook contohnya). Yang ingin ditekankan oleh artikel ini adalah bahwa keberagaman menumbuhkan kreativitas.

Diantara para perempuan yang diinterview untuk artikel ini, banyak contoh yang menunjukan kemampuan dan pandangan pribadi yang berujung menjadi ide original. Contohnya adalah Lara Hogan. Lara dalah Senior Engineering Manager di Etsy, sebuah perusahaan e-commerce besar di Amerika Serikat. Dia merupakan co-founder dari Etsy Device Lab, sebuah tempat dimana para coders menggunakan smartphone dan tablets untuk menguji kemampuan userexperience*. Dia menyadari bahwa mereka terlalu terbiasa menggunakan produk yang bagus sehingga tidak ada yang sadar bahwa tidak semua user nyata menggunakan iPhone versi terbaru.

Hal ini merupakan sebuah ide yang simple tetapi tidak disadari oleh para coders dan staff lainnya yang berujung pada perubahan cara Etsy dalam mendevelop landing page mereka. Hal ini merupakan konsep dasar dari setiap design yang kadang kita lupakan dibalik rangkaian user experience yang memberi bentuk bagi program yang kita pakai sesuai dengan gambaran para developer yang membuatnya. Bayangkan bagaimana perubahan masa depan yang ada jika para perempuan mulai mengajukan diri mereka dan membantu seperti layaknya Lara Hogan dan mulai membuat perubahan baik di dunia developer dan juga sosial.

Bagi para perempuan yang sedang membaca artikel ini, kami mendorong kamu untuk mengambil langkah pertamamu bersama dengan kami! Di HACKTIV8, kami membuka pintu kami bagi semua orang dari semua umur, gender, latar belakang sosial, dan latar belakang pendidikan yang bahkan tidak memiliki pengalaman IT sekalipun.

We’ll help you grow from zero and turn you into a real developer hero!

HACKTIV8 juga menyediakan program full-time yang memungkinkan kamu untuk lulus dengan penghargaan sebagai seorang developer hanya dalam 12 minggu!

Terlebih lagi, kami memiliki discount sebesar 15% bagi para #WomenInTech. (Khusus untuk wanita)

Kami juga memiliki potongan harga sebesar IDR 5.000.000 bagi SIAPA SAJA yang mendaftar untuk Batch 14 dan Batch 15!

Jadi tunggu apa lagi! Segara daftar, slot terbatas!

Source: Popular Mechanic