Home
News

Mengapa Industri Besar Merekrut Lulusan Coding Bootcamp?

Bagi kebanyakan orang, gelar akademik merupakan suatu pengakuan atas pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tertentu. Oleh sebab itu, gelar akademik layak untuk diperjuangkan.

Tak dipungkiri bahwa ketika berhasil lulus dari program pendidikan formal, ada suatu kebanggaan tersendiri saat menyandang gelar sarjana. Namun, apakah gelar akademik tersebut mampu menjamin pencapaian masa depan yang baik terutama dalam hal karir? Tentu saja tidak. Diakui atau tidak, dari tingginya angka penggangguran saat ini, sebagian besar justru merupakan kalangan terpelajar, yakni mereka yang bergelar akademik. Bagaimana mungkin? Sederhana saja, gelar akademik tak selalu berbanding lurus dengan kualitas penyandangnya. Meski ditempa selama kurang lebih 4 tahun, banyak sarjana yang tidak siap kerja. Hal inilah yang menjadi pertimbangan bagi para employer untuk mencari alternatif lain dalam merekrut tenaga kerja yang unggul dan andal.

Benar saja, Coding Bootcamp hadir untuk memberi solusi atas tingginya permintaan tenaga-tenaga kerja berbakat di bidang teknologi. Dengan program intensif yang dijalankan, mereka mampu mencetak lulusan yang berkualitas meski tanpa embel-embel gelar sarjana komputer. Untuk menjadi profesional di bidangnya, seseorang tak harus menyandang gelar akademik pada namanya. Seperti halnya tukang batu yang tidak memiliki gelar insinyur atau arsitektur, tetapi mampu membangun gedung. Demikian pula dengan programmer atau developer sekalipun tak harus bergelar sarjana komputer. Banyak yang meragukan bahwa program Coding Bootcamp mampu menghasilkan programmer bahkan developer web atau mobile hanya dalam hitungan minggu. Proses belajar intensif dengan konsep learning by doing kenyataannya lebih efektif dalam mencetak programmer yang mahir dalam waktu singkat. Lebih mencengangkan lagi, lulusan Coding Bootcamp mampu memberikan kontribusi positif bagi perusahaan di mana mereka bernaung.

Dari sudut pandang employer, siapa yang tidak ingin mempekerjakan orang-orang dengan bakat dan potensi yang luar biasa? Oleh sebab itu, saat ini mereka seolah berlomba dan berjuang untuk menemukan bibit-bibit unggul dari program Coding Bootcamp. Merekrut dan mempekerjakan lulusan dari Coding Bootcamp akan membawa keuntungan tersendiri bagi employer. Inilah alasannya.

Tipe pekerja keras

Kerja keras dan kemampuan mendisiplinkan diri bagian dari kunci meraih kesuksesan. Lulusan Coding Bootcamp telah terlatih dengan baik untuk hal ini. Sebagaimana diketahui, program Coding Bootcamp menawarkan pengalaman yang ‘gila’ dalam hal pengalokasian waktu. Siswa harus mengikuti proses belajar secara intensif selama 70 hingga 90 jam setiap minggunya atau setara dengan 2x jam kerja penuh waktu. Untuk itu, mereka harus menahan diri dari aktivitas di luar kurikulum Coding Bootcamp, termasuk dalam hal ‘mencari hiburan’. Hal ini telah menunjukkan bahwa mereka memiliki tekad dan motivasi yang kuat, disiplin diri, dan pastinya mampu bekerja keras. Karakter tersebut telah terpatri, sehingga tak hanya diaplikasikan selama berlangsungnya program Coding Bootcamp, tetapi akan terbawa hingga mereka memasuki dunia kerja.

Memiliki latar belakang pendidikan yang beragam

Tahukah Anda bahwa peserta program Coding Bootcamp kebanyakan justru mereka yang telah lulus dari perguruan tinggi dan menyandang gelar akademik? Ada yang dari bidang manajemen, keuangan, dan juga hukum. Bahkan mereka bukannya tidak berpengalaman dalam dunia kerja, karena mereka telah berkarir sebelumnya. Keragaman background pendidikan tersebut mampu membawa perspektif yang luar biasa dan keterampilan memecahkan masalah bagi perusahaan employer. Mereka dapat bekerjasama dalam tim, bahkan memperkuat tim yang ada. Beragam keunggulan ini belum tentu ditemukan pada lulusan perguruan tinggi.

Berpengalaman dalam menulis kode

Siswa Coding Bootcamp kebanyakan bukanlah mereka yang benar-benar pemula dalam memahami tentang kode dan pemrograman. Mereka telah belajar secara otodidak dalam menulis kode dan mengenal bahasa pemrograman seperti JavaScript, PHP, dan lainnya. Mengingat tanpa adanya panduan, mereka mengalami ‘jalan buntu’ yang sering kali membuatnya stres bahkan frustrasi. Oleh karenanya, mereka memutuskan untuk mengasah bakat dan potensinya sebagai coder atau programmer tersebut dengan mengikuti program Coding Bootcamp. Artinya, siswa program Coding Bootcamp ini telah memiliki pemahaman dasar tentang algoritma dan fundamental web. Keunggulan ini pastinya akan bermanfaat bagi perusahaan di mana mereka bekerja.

Memiliki banyak pilihan

Sarjana komputer lebih didominasi oleh kaum laki-laki, sehingga menjadikan perempuan sebagai minoritas dalam memperoleh kesamaan pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang programmer. Lain halnya dengan Coding Bootcamp yang memberikan peluang selebar-lebarnya bagi perempuan untuk belajar. Bahkan, ada perlakuan khusus bagi perempuan terkait dengan pendanaan biaya Coding Bootcamp melalui tawaran beasiswa. Dalam dunia kerja, programmer perempuan lulusan Coding Bootcamp memiliki tingkat pendapatan lebih tinggi dibanding yang diperoleh sarjana komputer. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan Coding Bootcamp lebih bervariasi dengan kualitas bersaing.

Memiliki pengalaman praktik pengembangan web

Program Coding Bootcamp lebih mengedepankan praktik dibandingkan teori. Itulah sebabnya, lulusan mereka lebih aplikatif dan siap kerja, karena memiliki pengalaman praktik pengembangan web yang memadai. Dengan pengalaman tersebut, lulusan Coding Bootcamp mampu menjalankan tugas-tugas seorang junior web developer.

Memiliki bakat dan potensi yang bisa dikembangkan

Memang tak bisa digeneralisir bahwa semua lulusan Coding Bootcamp berkualitas. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas output, misalnya saja kurikulum, instruktur, fasilitas atau sarana belajar, belum lagi faktor-faktor internal siswa. Jika ditinjau dari kurikulum, harus diakui bahwa Coding Bootcamp sangat unggul, karena komposisinya lebih banyak praktik dibanding penyampaian teori. Hal ini berpengaruh pada pemahaman dan pengalaman yang diperoleh siswa selama mengikuti program. Oleh sebab itu, employer perlu melakukan seleksi agar menemukan kandidat yang tepat untuk bergabung dalam memajukan dan mengembangkan perusahaan.

Menumbuhkan Investasi Jangka Panjang

Alokasi waktu yang padat dan terbatas dalam program Coding Bootcamp bisa jadi masih menyisakan bakat dan potensi siswa yang masih terpendam. Ini menjadi dimensi lain dari lulusan Coding Bootcamp yang harus diperhatikan oleh employer. Jika employer mampu membimbing secara tepat, bakat dari lulusan Coding Bootcamp ini bisa menjadi investasi perusahaan di masa mendatang.

Tak perlu bingung apalagi ragu untuk mempekerjakan lulusan Coding Bootcamp. Employer bisa menguji kemampuan dengan menempatkannya sebagai karyawan magang atau paruh waktu terlebih dulu. Jika dirasa kompetensi yang dimiliki mampu memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan, employer bisa langsung mempekerjakannya sebagai karyawan penuh waktu. Dengan begitu, employer tak perlu menghabiskan waktu dan biaya untuk merekrut karyawan dengan kemampuan sesuai kebutuhan perusahaan.

Langkah lain dalam upaya menumbuhkan investasi jangka panjang adalah employer perlu menjalin kerja sama dan komunikasi dengan lembaga penyelenggara Coding Bootcamp secara intensif. Dari sini employer dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan berkenaan dengan kurikulum, metode pengajaran, juga fasilitas belajar yang dimiliki oleh Coding Bootcamp. Informasi tersebut nantinya akan sangat berguna sebagai bahan evaluasi dan menyeleksi lulusan yang tepat untuk bergabung dengan perusahaan.

Anggap saja jika employer memiliki ‘pabrik’ yang mencetak bibit-bibit unggul siap kerja yang mampu mengembangkan perusahaan di masa mendatang tentunya akan lebih menghemat waktu employer bukan?