Hacktiv8 Buktikan Bukan Bootcamp Penipu dengan Hasilkan 1000+ Talenta Digital

Segala sesuatu yang serba instan tentu mendatangkan tanda tanya dalam kepala sebagian besar masyarakat. Tak ayal bagi sektor pendidikan non formal yang kini menjamur di Ibu Kota, termasuk Hacktiv8. Mengawali sepak terjang di industri pendidikan non formal yang kini telah memasuki tahun kedelapannya, Hacktiv8 berhasil mematahkan stigma negatif tentang coding bootcamp yang mampu mencetak Programmer siap kerja hanya dalam kurun waktu 4 bulan.

Tidak main-main, dengan total keseluruhan waktu belajar dalam 16 minggu, seseorang yang berangkat dari latar belakang non IT pun mampu menguasai JavaScript dan bekerja sebagai Programmer di perusahaan yang bahkan tidak menggunakan bahasa pemrograman serupa. Berbekal riset dan kurikulum yang dirancang khusus, Hacktiv8 fokus mengangkat JavaScript sebagai bekal calon Programmer masa depan untuk berkompetisi dan berkarir di industri teknologi. Komentar dan opini skeptis banyak dilayangkan kepada Hacktiv8 di tahun-tahun pertamanya berlayar sebagai pionir coding bootcamp di Indonesia, hal ini lumrah terjadi karena jika dibandingkan dengan pendidikan formal yang memakan waktu 4 tahun, Hacktiv8 mampu mengaktivasi kemampuan coding seseorang melalui pelatihan intensif yang dipadukan dengan praktik pengerjaan challenge, projek, dan live code.

Selain menjadi coding bootcamp pertama di Indonesia, Hacktiv8 juga merupakan coding bootcamp pertama di Asia yang tergabung dalam CIRR (Council on Integrity Resulting Report), sebuah organisasi non profit yang menampilkan transparansi data sebuah lembaga pendidikan untuk membantu calon siswa mengetahui informasi lebih rinci tentang lembaga pendidikan tersebut sebelum memutuskan untuk mendaftar. Berdasarkan data CIRR, Hacktiv8 telah menghasilkan 1,015 talenta digital dari awal berdiri hingga tulisan ini diturunkan, di mana 666 dari lulusan tersebut tidak memiliki latar belakang IT sebelumnya.

Salah satu keistimewaan yang ditawarkan Hacktiv8 kepada muridnya juga meliputi fasilitas layanan penempatan kerja di lebih dari 400 hiring partner serta kesempatan untuk direkrut hanya kurang dari 1 bulan. Kini, tanda tanya besar seputar peran Hacktiv8 di dunia teknologi sudah terjawab dengan berhasilnya para alumni yang telah merasakan buah manis setelah menyelesaikan bootcamp di Hacktiv8. Berikut beberapa cerita sukses alumni Hacktiv8 dari tahun ke tahun.

Egy Fazri, Batch 47

Sebelumnya bekerja sebagai Project Controller di perusahaan manufaktur, namun terkena layoff karena pandemi COVID-19 dan kesulitan untuk mencari pekerjaan baru. Sampai akhirnya memberanikan diri untuk masuk bootcamp Immersive dengan program ISA. Meski tidak memiliki latar belakang IT, Egy berhasil alih profesi menjadi Programmer dan mendapat pekerjaan di hiring partner hanya kurang dari 1 bulan setelah lulus.

Nadya Patricia, Batch 47

Kesulitan mencari pekerjaan di masa pandemi dengan berbekal ijazah SMA hingga akhirnya memutuskan masuk bootcamp Immersive. Meski sempat harus dirawat di Rumah Sakit karena jadwal belajar yang intensif, Nadya berhasil mengejar ketinggalan hingga berhasil lulus dan tidak perlu menunggu sampai 30 hari untuk mendapat pekerjaan di hiring partner sebagai Front-End Engineer.

Ahmad Waluyo, Batch 4

Terkena dampak pandemi COVID-19 membuat mantan driver Grab ini bekerja keras demi memenuhi kebutuhannya. Berbagai macam kesulitan telah ia alami mulai dari sepeda motornya dicuri, tidak mampu membayar kontrakan, hingga terpaksa berhenti kuliah karena tidak memiliki biaya. Kemudian Waluyo memutuskan masuk Bootcamp Immersive melalui jalur ISA hingga lulus dan kini sukses bekerja sebagai Back-End Developer.

Masih ragu masuk Hacktiv8? Semakin lama menunda, semakin karirmu tertunda. Saatnya kamu buktikan sendiri dengan mengikuti jejak para alumni dan menjadi bagian dari cerita sukses Hacktiv8 selanjutnya. Untuk informasi lebih lanjut seputar Bootcamp Hacktiv8, silakan hubungi tim Admissions melalui WhatsApp di 02180675787.

‍