Home
News

Fixed Mindset vs Growth Mindset: Kamu Termasuk yang Mana?

Ini adalah kutipan dari artikel Carol Dweck, seorang Profesor Psikologi dari Universitas Stanford:

“Melalui penelitian sistematis selama lebih dari tiga dekade, [Carol Dweck] telah mencari tahu jawaban mengapa sebagian orang mencapai potensinya sedangkan sebagian lainnya yang sama-sama berbakat justru tidak–mengapa sebagian menjadi Muhammad Ali dan yang lainnya menjadi Mike Tyson. Ia menemukan kuncinya bukanlah kemampuan; ini berkenaan dengan cara kamu memandang kemampuan sebagai sesuatu yang melekat yang perlu ditunjukkan atau sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan.”

Untuk siapa saja yang memasuki fase pertumbuhan pribadi dan perbaikan diri, hal ini akan tampak jelas. Ada dua tipe pola pikir dan semoga dengan membaca ini kamu akan mengenali beragam cara berpikir orang-orang yang kamu kenal.

Fixed Mindset

Mari perhatikan, mulai dari sisi fixed mindset:

Orang yang berpegang pada keyakinan ini berpikir bahwa “cara saya adalah yang paling benar”, tetapi hal itu tidak berarti hasrat kamu terhadap citra diri yang positif lebih rendah dibandingkan orang lain. Tentu saja kamu ingin tampil menarik dan terlihat pintar.

Menurut definisi, pribadi dengan pola pikir seperti ini melihat sebuah tantangan sebagai suatu hal yang sulit dan kesuksesan bukanlah hal yang pasti, sehingga berisiko mengalami kegagalan dan berdampak negatif terhadap citra dirinya. Apabila kamu pribadi dengan pola pikir ini, kamu sering menghindari tantangan-tantangan dan terpaku pada sesuatu yang sudah kamu ketahui saja, sesuatu yang bisa kamu lakukan dengan baik.

Demikian pula dengan rintangan. Hanya saja perbedaannya, kamu bisa memutuskan untuk menghadapi beragam tantangan tersebut, dan melihat apakah rintangan tersebut merupakan kekuatan eksternal yang menghalangi jalan kamu atau tidak.

Pertanyaan yang kerap kali ditujukan kepada orang dengan pola pikir seperti ini adalah: apa inti dari semua kerja keras jika kemudian kamu tetap berada dalam kotak pandora? - Pandangan kamu yang melihat upaya sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan dan tidak memberikan keuntungan sama sekali, membuat kamu berpendapat bahwa menghindari usaha adalah langkah cerdas yang harus kamu ambil. Dan apabila ada yang mengkritik ataupun memberikan pendapat yang tidak sesuai dengan pandangan kamu, maka itu akan dianggap sebagai sebuah penghinaan.

Fixed mindset akan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk berpikir secara logis dan percaya bahwa setiap kritikan terhadap kemampuannya sama saja dengan mengkritik. Biasanya, penolakan akan muncul terhadap orang-orang yang memberikan respon yang kamu anggap negatif, hingga akhirnya kamu akan mengasingkan diri, meskipun orang lain tersebut bisa memberikan perubahan ke arah yang lebih baik.

Keberhasilan orang lain menjadi tolok ukur bagi orang yang belum berhasil. Ketika orang lain berhasil, biasanya orang dengan pola pikir ini tetap akan mencoba untuk menyakinkan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya bahwa kesuksesan hanya dikarenakan faktor keberuntungan atau tindakan yang tidak pantas. Pada beberapa kasus, kamu bahkan akan mencoba untuk merusak kesuksesan orang lain dengan memunculkan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan, contohnya dengan menggunakan statement seperti ini: “Ya, tapi apa kamu tahu tentang…”.

Alhasil, kamu tidak mencapai potensimu secara penuh dan keyakinanmu tertanam dalam diri kamu sendiri. kamu tidak banyak berubah dan meningkat seiring dengan waktu, dan kamu menegaskan bahwa “kamu adalah kamu”.

Growth Mindset

Mari sekarang beralih pada Growth Mindset:

Orang yang berpegang pada pola pikir ini percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangkan, otak tak ubahnya seperti otot yang dapat dilatih. Hal ini akan mengarah pada keinginan untuk memperbaiki diri.

Lantas bagaimana orang dengan pribadi ini mengembangkan dirinya? Pertama, kamu dapat menghadapi tantangan, karena kamu tahu bahwa di sisi lain kamu akan menjadi lebih kuat.

Sama halnya, rintangan - kemunduran eksternal - tidak akan menjadi pantangan bagi kamu. Citra diri kamu tidak akan mengikat keberhasilan kamu dan cara kamu memandang yang lainnya; kegagalan merupakan kesempatan untuk belajar, sehingga apapun yang terjadi, kamu percaya bahwa kamu akan menang.

Upaya tidak dipandang sebagai sesuatu yang tidak berguna, tetapi sesuatu yang dibutuhkan untuk tumbuh dan menguasai keterampilan yang bermanfaat. Bisa dikatakan, kamu tidak akan menghindar apabila kamu dituntut untuk lebih berusaha.

Kritikan dan umpan balik negatif justru merupakan sumber informasi. Hal tersebut bukan berarti semua kritikan, tidak pernah kamu ‘ambil hati’, tetapi setidaknya kamu mengetahui bahwa kamu dapat berubah dan menjadi lebih baik, sehingga umpan balik yang negatif tidak perlu dirasakan secara langsung sebagai sesuatu yang menyakitkan, tetapi bagaimana itu bisa meningkatkan kemampuan kamu saat ini.

Kesuksesan orang lain dianggap sebagai sumber informasi dan inspirasi. Kamu merasa bahwa keberhasilan tidak seperti permainan zero-sum.

Selanjutnya, kamu terbiasa untuk menciptakan umpan balik positif yang mendorong kamu untuk tetap belajar dan melakukan perbaikan.

Apa Langkah Kamu Selanjutnya?

Apakah teori pola pikir tetap melawan pola pikir bertumbuh sesuai dengan pengalaman pribadimu? Apakah hal ini menggambarkan orang-orang di sekitarmu dengan baik?

Kabar baik - terutama jika kamu hanya mengenali diri sendiri sebagai seseorang yang berpegang pada ranah fixed mindset - pola pikir kamu masih memungkinkan untuk berubah. Seseorang pada dasarnya dapat belajar untuk mengadopsi keyakinan tertentu dan mengambil langkah dramatis untuk berubah.