Home
News

Apakah Pendiri Start-Up Perlu Belajar Coding? Di mana Mereka Mempelajarinya?

Siapa bilang kesuksesan berbisnis hanya didominasi oleh mereka yang telah menginjak usia senja? Memiliki passion berbisnis tidaklah mengenal usia. Benar adanya bahwa orang-orang yang usianya lebih matang dinilai telah banyak makan asam garam kehidupan, termasuk dalam berbisnis. Tak heran jika golongan ini cenderung menuai kesuksesan.

Akan tetapi, seolah tak mau kalah dengan generasi tua, generasi muda pun mulai terjun untuk berbisnis dan menggebrak dengan kesuksesannya. Sudah menjadi rahasia umum jika saat ini banyak anak muda yang meraih kesuksesan dalam menjalankan bisnisnya, termasuk di bidang teknologi. Sebut saja Gojek, yang sudah mendapatkan titel sebagai startup yang mencapai unicorn pertama di Indonesia dengan nilai valuasi sebesar 1,3 triliun USD.

Ingin merintis bisnis di usia muda tentu saja bukanlah suatu dosa. Tak perlu takut gagal apalagi malu. Jika masih mengalami kegagalan, segera bangkit dan belajar dari pengalaman. Intinya, jangan sampai menyerah, karena jika Anda menyerah, maka selesailah semua dan terkuburlah mimpi Anda selamanya.

Kendala Awal Memulai Startup

Tahukah Anda rahasia para pendiri startup teknologi yang sukses merintis dan mengembangkan bisnisnya? Ternyata mereka telah memiliki passion dan ide kreatif nan brilian sejak masih duduk di bangku sekolah. Kebanyakan mereka memiliki ‘mimpi’ ingin menciptakan sebuah aplikasi web yang mudah diakses dan pastinya dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Tentu tak hanya sekadar mimpi, mereka ingin bisa segera merealisasikannya. Sayang, saat itu mereka terkendala oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang coding.

Bagaimana bisa membangun startup teknologi tanpa mengetahui coding? Padahal coding merupakan inti sari dari program ataupun aplikasi web yang ingin diciptakan. Selama beberapa tahun ide kreatif yang terus bermunculan di dalam benak harus disimpan dalam ‘kotak pandora’ yang suatu saat bisa kembali dibuka sambil terus berusaha untuk mengenal, memahami, dan menguasai coding. Benar saja, keinginan yang besar untuk belajar tentang coding menimbulkan pergolakan batin tersendiri. Bagaimana tidak? Di samping harus menguasai coding dan bahasa program yang rumit, mereka juga harus bekerja ekstra keras untuk membangun startup mulai dari bawah, mengumpulkan modal, dan mengembangkan perusahaan. Setidaknya ada 4 (empat) kendala dihadapi oleh para pendiri startup yang tidak memiliki pemahaman teknis tentang bisnis.

  • Proyek pengembangan web membutuhkan biaya yang besar dan menyita banyak waktu.
  • Kesulitan dalam mengidentifikasi developer yang baik ketika harus mengambil keputusan perekrutan.
  • Memiliki ketergantungan yang tinggi pada developer untuk setiap kebutuhan teknis akan bisnis yang dirintisnya.

*Kesulitan dalam mengelola developer software secara efektif.

Apa Saja Yang Dilakukan Pendiri Start-Up Untuk Melatih Kemampuan Coding?

Bukan pebisnis sejati apabila menyerah sebelum berperang. Untuk mewujudkan mimpinya, para pendiri startup cenderung memiliki usaha yang kuat, terutama dalam memperoleh ilmu untuk menjalankan startup secara teknis. Mereka bergabung dalam komunitas developer, bahkan bekerja dengan kontraktor, mahasiswa developer, dan juga developer penuh waktu. Mereka berusaha mengambil ilmu yang bermanfaat untuk membangun dan meluncurkan aplikasi web. Dari upaya ini, mereka menyadari bahwa untuk belajar coding hingga menguasainya dibutuhkan keseriusan dan komitmen yang kuat.

Ada yang unik di sini, sebagai pendiri startup, awalnya mereka tidak memahami cara menjalankan bisnis ini secara teknis. Oleh sebab itu, mereka merasa ada sesuatu yang kurang dalam mengelola bisnis startup berbasis teknologi tetapi tidak memiliki pemahaman yang kuat di sisi teknisnya. Hal ini tentu saja dirasakan oleh para pendiri startup sebagai duri yang harus segera dicabut agar bisnis bisa berjalan dengan lancar bahkan berkembang.

Bak gayung bersambut, jendela kesempatan terbuka bagi para pendiri startup yang ingin belajar sisi teknis bisnis tersebut. Ada banyak pilihan yang ditawarkan untuk belajar tentang coding.

Mengapa Memilih Coding Bootcamp?

Dari banyaknya pilihan yang ditawarkan, salah satu yang terbaik dan banyak dipilih adalah coding bootcamp. Apa itu coding bootcamp? Coding bootcamp dapat dipahami sebagai proses pelatihan level dasar yang memberikan bekal pembelajaran tentang coding. Nah, coding bootcamp merupakan tempat menempa para calon coder andal. Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa harus coding bootcamp? Setidaknya ada 3 (tiga) alasan yang menjadikan coding bootcamp layak dipilih, yaitu:

Coding bootcamp menawarkan waktu dan proses belajar yang cepat. Para pendiri startup cenderung ingin mempelajari segala sesuatu sesingkat mungkin, sehingga waktu bisa dimanfaatkan secara efektif. Pada prinsipnya, mereka ingin belajar tentang coding secara total, tidak setengah-setengah.

Coding bootcamp menawarkan dasar teknis startup yang terbaik, mengingat para pendiri startup memiliki kendala dalam hal waktu. Mereka tidak ingin hanya sekadar mempelajari coding, tetapi juga cara ‘meramu’ kode dengan baik. Mereka ingin memiliki dasar atau background pengetahuan yang kuat sebelum memulai perjalanan panjang mempelajari bahasa pemrograman baru. Sangat disadari bahwa bahasa pemrograman senantiasa berkembang. Oleh sebab itu, dasar yang kuat sangat penting dibanding hanya menguasai satu bahasa pemrograman yang cepat usang hanya dalam beberapa tahun. Bagi mereka, belajar dengan para ahli lebih mudah dipahami dan dipraktikkan dibanding otodidak.

Coding bootcamp lebih menekankan pada praktik daripada hanya sekadar teori. Berbeda dengan sekolah-sekolah tradisional atau perguruan tinggi yang cenderung lebih banyak mengajarkan teori tanpa didukung dengan praktik yang memadai. Alhasil, banyak yang tidak bisa berbuat apapun di kehidupan nyata. Oleh sebab itu, coding bootcamp layak dipilih agar pemula dapat memiliki kemampuan untuk membangun aplikasi web versi pertamanya secara nyata, bukan hanya sekadar teorinya saja. Lembaga pendidikan ini sangat akomodatif dan mendorong setiap peserta yang memiliki tujuan lain atas kepesertaannya dalam bootcamp. Sebagian besar peserta mengambil kursus untuk bidang pekerjaan sebagai entry level dan full-time web developer. Meski begitu, coding bootcamp juga menyambut baik para peserta yang mengambil kursus dengan alasan lain, seperti keinginan membangun prototipe sebuah ide, atau keinginan mempelajari sisi teknis startup web.

Program coding bootcamp biasanya berjalan kurang lebih selama 3 bulan. Cukup singkat, namun peserta bisa memperoleh bekal ilmu sebagaimana yang diharapkan. Memang apa saja yang bisa diperoleh setelah mengikuti coding bootcamp? Banyak tentunya, di antaranya adalah:

Memiliki pengetahuan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pengembangan web, termasuk kebutuhan biayanya apabila menyewa jasa outsource/freelancer. Para peserta coding bootcamp akan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi kontraktor pembangunan web. Mampu mengidentifikasi para programmer andal, sehingga bisa memilih orang-orang terbaik dalam membangun tim. Keterampilan ini diperoleh setelah mengikuti coding bootcamp kurang lebih selama 12 minggu dan berhubungan dengan banyak peserta lainnya yang memiliki latar belakang, kekuatan, dan keahlian yang berbeda.

Peserta coding bootcamp diharapkan dapat senantiasa berhubungan dan mengelola programmer secara lebih efektif. Mampu membangun versi pertama aplikasi web dan ‘meramu’ kode sesuai kebutuhan proyek tanpa harus bergantung pada developer. Memiliki dasar yang kuat untuk belajar dan praktik membangun bahasa pemrograman baru. Mampu menguasai materi coding dengan lebih cepat. Mengikuti coding bootcamp benar-benar mampu membawa perubahan dan kemajuan.

Dari beragam keunggulan dan jaminan kualitas yang telah terbukti kebenarannya, tak heran jika para pendiri startup merekomendasikan coding bootcamp sebagai tempat yang tepat untuk belajar bagi pemula non-teknis yang ingin memulai karir di bidang startup teknologi dengan serius.