Home
News

4 Tips Lolos Wawancara Kerja Dengan Gemilang

Di tengah-tengah kondisi ekonomi yang ‘sulit’ seperti sekarang ini, jumlah lapangan pekerjaan tidak berbanding lurus dengan jumlah pencari kerja. Akibatnya, tingkat pengangguran makin tinggi. Hal ini membawa dampak pada persaingan diantara pencari kerja semakin ketat.

Cara konvensional yang sering kali dilakukan untuk bisa memenangkan wawancara kerja di antaranya menyeleksi posisi yang ditawarkan, memperbaiki resume, dan membuat surat lamaran kerja sesempurna mungkin. Tujuannya agar berkas lamaran Anda tampak berbeda dari yang lain sehingga dapat membuat bagian personalia terkesan dan tertarik untuk membaca lebih lanjut. Sayang, cara-cara tersebut tak selalu berhasil menjadikan Anda pemenang di sesi wawancara kerja. Lantas, bagaimana agar bisa menjalani wawancara kerja dengan hasil yang gemilang? Setidaknya ada 4 cara yang lebih baik untuk memberi kesan kepada tim rekrutmen bahwa Anda layak untuk menang.

Membuat lamaran pekerjaan dengan keyword yang tepat

Anda bisa saja berkompeten pada posisi pekerjaan yang dilamar, atau memiliki nilai indeks prestasi yang mengagumkan. Namun, keunggulan tersebut tak menjamin tim rekrutmen terutama pewawancara terkesan dengan Anda. Ada banyak hal yang bisa menggagalkan Anda dalam upaya menembus kokohnya tembok ‘wawancara’, karena perusahaan punya kriteria tertentu untuk menyaring bibit unggul. Beberapa di antaranya sebut saja latar belakang pendidikan, kompetensi, asal lembaga pendidikan, dan pengalaman kerja.

Agar berkas lamaran kerja lolos seleksi administrasi dan mendapat ‘perhatian’ khusus dari tim rekrutmen, Anda bisa meramu surat lamaran kerja sedemikian rupa. Bagaimana caranya? Pastikan bahwa Anda memang memiliki kompetensi dan keterampilan yang sesuai dengan posisi pekerjaan yang dilamar. Selanjutnya masukkan keyword dari keterampilan yang disyaratkan pada surat lamaran kerja Anda. Promosikan diri Anda secara singkat dan lugas, tetapi jangan berlebihan yang justru mengarahkan pada kesan terlalu percaya diri bahkan sombong.

Tak hanya rangkaian kalimat yang menarik dan tidak membosankan, Anda juga perlu memperhatikan format surat lamaran. Sederhana namun menarik, itulah kuncinya. Hindari menggunakan jenis font yang aneh dan tampak tak biasa, karena hal itu justru bisa menjadi alasan penolakan terhadap berkas lamaran Anda. Tak perlu memberi ornamen atau hiasan apapun pada berkas lamaran, termasuk gambar atau logo. Biarkan berkas lamaran tampil ‘polos’ dalam arti menarik tanpa polesan.

Bagaimana jika posisi pekerjaan yang dilamar berkaitan dengan industri kreatif seperti graphic designer, web designer, atau yang lainnya? Tak masalah, Anda bisa membuat resume dalam dua versi, jika tidak hasil kreasi Anda bisa dibuat dalam portofolio.

Menjalin kontak dengan Manajer Personalia

Dalam proses perekrutan, pencari kerja cenderung bersikap pasif, menunggu hasil atas keputusan manajer personalia perusahaan. Apakah Anda termasuk di antaranya? Jika mau jujur, sikap pasif tersebut tidak akan menguntungkan Anda sebagai pencari kerja. Bahkan, bisa jadi Anda tersingkir sebelum mendapatkan kesempatan untuk ‘mempromosikan potensi diri’. Anda bisa beranjak keluar dari cara kuno dan meninggalkan ‘budaya pasif’ yang justru mengungkung peluang untuk meraih cita-cita.

Bagaimana caranya? Menjalin kontak dengan manajer personalia dari perusahaan di mana Anda melamar kerja. Hal ini mungkin dinilai kurang etis bagi sebagian orang, bahkan oleh manajer personalia itu sendiri. Namun, Anda tidak akan pernah tahu sebelum mencobanya. Berpikirlah positif bahwa semua akan baik-baik saja. Jika Anda memang memiliki keterampilan yang kompeten untuk mengisi posisi pekerjaan yang ditawarkan dan menjadi ‘kandidat’ yang layak untuk diperhitungkan, tidak ada salahnya Anda memperkenalkan diri pada manajer personalia di perusahaan terkait. Lagi-lagi pertanyaannya, bagaimana caranya? Manfaatkan teknologi dan media sosial. Jika Anda mengetahui nama manajer personalia dari perusahaan yang dilamar, tentu akan lebih mudah untuk menemukan akun media sosialnya. Sebaliknya apabila tidak, Anda bisa mencari daftar nama karyawan yang bekerja di perusahaan, utamanya pada bagian yang berwenang untuk melakukan perekrutan. Misalnya dengan mengunjungi website resmi dari perusahaan terkait. Jika masih belum berhasil, Anda bisa mencarinya melalui press release, profil perusahaan, atau karyawan yang dapat memberikan informasi sesuai kebutuhan.

Setelah menemukannya, kini saatnya beraksi. Mengirim email lebih disarankan dalam upaya menjalin kontak dengan manajer personalia dibandingkan dengan menelepon langsung. Ingat, Anda akan mengirimkan email yang tidak diminta, sehingga bisa saja dianggap sebagai spam. Oleh sebab itu, pastikan Anda memperhatikan hal-hal berikut dalam mengirimkan email.

  • Rendah hati. Harus diakui bahwa email Anda tidaklah mereka harapkan. Meskipun demikian Anda memiliki minat yang besar terhadap posisi pekerjaan yang ditawarkan, sehingga mintalah agar mereka berkenan meluangkang waktu untuk membaca resume Anda.
  • Promosikan potensi diri Anda dengan memberikan beberapa alasan bahwa Anda adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi pekerjaan yang ditawarkan.
  • Jelaskan alasan Anda ingin bekerja dan bergabung di perusahaan tersebut.
  • Mintalah kesempatan untuk menunjukkan keterampilan dan kompetensi Anda.

Membangun website pribadi

Website pribadi bukan hanya dominasi dari para pesohor seperti selebriti, politikus, dan lainnya, Anda pun bisa memilikinya. Kepemilikan website pribadi bisa menjadi media bagi perusahaan dalam menilai karakter, kepribadian, pengalaman kerja, dan keterampilan Anda sebagai pencari kerja. Di sini, Anda bisa menuangkan segala sesuatu tentang diri Anda, mulai dari data pribadi hingga hasil karya, termasuk portofolio.

Jika Anda memiliki website pribadi, tim rekrutmen perusahaan akan lebih mudah dalam mengenal pribadi dan kualitas kinerja melalui portofolio atau karya-karya Anda. Ibarat strategi pemasaran, Anda bisa membangun personal brand dari website pribadi.

Memberikan sesuatu yang berharga bagi perusahaan

Ingin agar perusahaan melirik dan tertarik dengan ‘sesuatu’ yang ada dalam diri Anda? Maka, lakukanlah ‘sesuatu’ yang bisa memberikan nilai bagi perusahaan. Misalnya membantu mempromosikan core product dari perusahaan atau memberikan ide-ide terkait dengan pengembangan perusahaan melalui media sosial. Jangan lupa untuk ‘menandai’ manajer personalia atau tim rekrutmen perusahaan di setiap ide yang Anda bagikan ke media sosial.

Intinya, resume yang mampu mencerminkan karakter dan kepribadian sang pencari kerja sangatlah penting. Akan tampak lebih menarik, apabila resume tersebut juga dibalut dengan pengetahuan dan kreativitas sehingga lebih ‘berbobot’ dan layak untuk diperhitungkan.

Harus diakui bahwa untuk bisa lolos wawancara kerja bukanlah perkara mudah. Oleh sebab itu, Anda perlu membangun personal brand sehingga potensi diri Anda tampak lebih berkilau dibandingkan dengan pencari kerja lainnya.